Selasa, 01 Oktober 2013

ACM Malang Part I


Kisah satu
Pagi diakhir bulan july dikota malang, hawa dingin menghempaskan kulitku pada selimut dikasurku, cahaya matahari masih terlihat muram dan sepi, burung-burung yang biasa kudengar didesa disini hanya terdengar deru mesin, dan segelintir penjual roti keliling yang biasa kutemui untuk sekedar menyapa atau menyantap sarapan pagy.
Aku duduk sambil bernafas perlahan, aku berkata dalam hati” kamar ini sangat sempit, sehingga nafasku seakan hanya menghirup udara  dari hidungku, keluar dan masuk lagi, tak ada ventilasi seperti dirumah hanya kaca yang ta’ bisa dibuka, sekedar menyelipkan cahaya diantara bangunan-bangunan tinggi.
Kupegang kedua kakiku, dingin, kuremas-remas kakiku, mungkin tubuhku belum terbiasa dengan hawa disini, seketika pikiranku menerawang jauh, bermimpi kecil dan menaruh harapan kecil juga keinginan-keinginan kecil,” aku ingin menikmati kota ini aku harus mengunjungi setiap wisata yang ada disini, dan aku harus jadi orang disini”. Akhirnya pagi itu hanya kuisi dengan berangan-angan, dan itu menyenangkan.
***
Juni ditengah liburan sekolah, setelah masa pengabdianku dikota bangkalan, yang merupakan guru keduaku setelah kota sumenep dipulau madura, dan aku adalah santri lulusan pondok yang cukup terkenal dipulau madura dan telah menamatkan jenjang pendidikanku selama 6 tahun dan menjadi guru pengabdian selama setengah tahun.
Musim tembakau merupakan masa peralihan bagi orang madura, dimusim ini tidak memandang gelar atau kedudukan yang dimiliki orang tersebut, kalau memiliki sebidang tanah pasti orang itu akan pagi-pagi buta berangkat kesawah menggarap lahan untuk nanti penanaman benih emas, apalagi kalau perusahaan rokok menaruh harga tinggi maka semua sawah akan ditanami tembakau, dan kabarnya harga rokok bulan ini akan tinggi, apalagi akan segera dipilih bupati baru dikotaku, jadi bupati lama akan menjadikan ini sebagai cara bila tembakau tinggi harganya maka masyarakat akan memilihnya kembali.
Setiap waktu kusempatkan membantu pekerjaan orang tuaku disawah, dari alangghenih bekoh, mencari ulatnya, membuang tangkai disela-sela daun. Setiap pagi setelah sholat shubuh aku lari pagi kearah tak tentu tapi jalannya menuju kesawahku, dan ini menjadi kebiasaan baru dalam hidupku, aku suka sekali bila melihat pematang sawah yang hijau, disampingnya dialiri air jernih dan ikan-ikan kecil yang mencari makan, pagi-pagi sekali sudah banyak hewan yang sudah bangun dan mencari makan, burung-burung, ikan, ayam dan yang lainnya, kenapa manusia kalah kepada mereka? Padahal manusia ciptaan tuhan paling sempurna, ayahku bilang manusia bila menggunakan pikirannya maka manusia bisa menaklukkan ciptaan lainnya, yang hebat, pintar, dan kuat. Jadi aku berkesimpulan orang itu hanya memerlukan otaknya  untuk bergerak kemudian hatinya untuk menjadikan gerakannya lebih berarti dari sekedar gerakan biasa.
Aku akan segera masuk dibangku kuliah, akan membawa gelar mahasiswa bukan lagi siswa yang bersembunyi dibalik seragam akan tapi seorang mahasiswa yang harus berbicara lantang apa yang ada dalam seragam, berani berbicara hebat bukan sekedar buaian sesat. Dan aku harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk menjadi mahasiswa baru diperguruan tinggi diindonesia, aku pernah bermimpi kuliah keluar negri, tapi itu ta’ mungkin dan aku ta’ ingin lama memikirkannya, dimana saja kalau kita bersungguh-sungguh pasti ada jalan.
Semua materi dari pesantren aku baca ulang dari pelajaran umum sampai yang agama, aku juga membaca dari buku pelajaran anak smp, sma milik anak tetangga.
Tiga hari menjelang ujian penerimaan mahasiswa baru, aku kehilangan sepeda motor ibuku, itu keteledoranku karena aku tidak langsung pulang, setelah menjemput adik tepatnya 28 juni 2012 aku lupa mencabut kunci sepeda motor entah itu murni aku lupa atau bagaimana, karena saat itu aku merasa mencabutnya, tapi setelah sepedaku hilang aku bertanya pada cewekku yang kebetulan penjaga warnet disana, dimana kunci sepeda motorku? Dia Cuma bilang “ kamu Cuma kasih aku flashdisk bukan kunci sepeda motor”, sesaat aku lemas dan sadar kalau yang aku pegang adalah flashdisk cewekku yang gantungannya sama persis dengan gantungan sepeda motorku. Selama dua hari setelah kehilangan itu aku takud sekali yang mau keluar aku juga tidak menyangka akan terjadi disaat aku akan masuk kuliah, aku stress, pikiranku tak tenang, makanan yang aku makan serasa angin dan aku jadi tidak nafsu makan tidak ingin berkomunikasi sama siapapun, akhirnya aku mengurung diri dalam kamar,
Saat keberangkatanku kesurabaya untuk mengikuti ujian penerimaan mahasiswa baru ayah bertanya padaku, perlu diantar?” aku bilang aku tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja, ayah takud aku melamun dijalan dan berpikir macam-macam, takud membahayakan dirisendiri. Aku berpesan mohon dido’akan saja agar diselamatkan dan dimudahkan, aku tak tahan melihat kedua orang tuaku, melihat kenyataan bahwa aku mengecewakannya, dan membuat mereka susah, nafas didadaku sesak, air mataku tertahan, lidahku kelu, air liurku sulit sekali aku telan, aku menangis dalam penyesalan, aku beranjak dari hadapan mereka berjalan menuju jalan beraspal, melewati sawah-sawah kecil, menyebrangi sungai, diperjalanan aku merunduk dan mengucurkan air mata, hingga aku sampai dipersimpangan jalan dimana aku biasa menumpang bus jurusan surabaya.
***
Senin, 16 july 2012, adalah hari pengumuman kelulusan bagi mahasiswa baru perguruan tinggi, jam 08:30 aku menghubungi cewekku, kebetulan sekarang dia menjaga warnet, aku ingin melihat hasil ujianku diwarnetnya, sebelum aku menghubunginya handphoneku berdering, kulihat dilayar bertuliskan gula sayank, segera kuangkat menanyakan keberadaannya, aku jaga diwarnet, kamu tidak mau lihat hasil ujiannya?” tanya dia kepadaku. Ea, tunggu aku akan berangkat kesana, tut,,,tut,,tut.. segera kubergegas pergi ketempatnya.
Dua menit kemudian saat aku minta izin keibu, handphoneku berdering kembali,
Hallo....? ea ini aku, ada apa? Tut.....tut.......tut, handphone jatuh kelantai.
***
Aku kesurabaya ingin minta tolong ke kakakku mencari kerja, karena aku sudah putus asa untuk kuliah, lebih baik bekerja untuk menghilangkan pikiranku dengan dua kejadian yang menimpaku, lagipula banyak dari teman-teman pondokku langsung bekerja mereka ingin menghilangkan kejenuhan selama dipondok dan pengabdian, sungguh aku juga merasakan kejenuhan dalam belajar, lagi pula kuliah bisa kapan aja tidak membatasi usia.
Ini kedua kalinya aku berangkat sendiri kesurabaya, hari rabu jam 12:00 setelah habis sholat dhuhur dimushola, aku berjalan menuju kos-kosan kakakku, setibanya disana aku utarakan keinginanku untuk mencari kerja, aku berharap bisa dicarikan pekerjaan. Terus bagaimana dengan kuliahmu?” kata kakakku. Aku ingin kuliah tahun depan. Emang kenapa? Tanya kakakku. Karena aku kehilangan semangat belajar dan ingin mengumpulkan  uang untuk kuliah nanti, akhirnya kakakku mengerti, awalnya dia menawari aku pekerjaan tapi sebelumnya dia menyuruhku membaca brosur tentang pendaftaran mahasiswa baru diperguruan tinggi swasta dengan masa study satu tahun setara dengan D1 dan bisa melanjutkan kuliah S1-nya langsung diterima tanpa tes dan dijamin bekerja sebelum lulus. Aku baca brosur itu dari depan sampai belakang kubaca alamatnya disana tertulis Malang, dari arjosari naik ADL/AL turun di Jl.jakarta.
Entah kenapa semangat tiba-tiba datang kepadaku dan menyuruhku untuk kuliah, bagaimana?” tanya kakakku tiba-tiba datang menanyakanku. Ea kak, aku ingin masuk diperguruan ini, kapan kita berangkat?” tanyaku. Kalau sekarang udah sore, besok aja pagi-pagi sekali kita berangkat naik bus jurusan arjosari. Tersenyum dan membayangi tempat yang akan aku datangi besok, sampai ketemu besok.......   

Hari aku dan lampu mati
Dengan sepeda motor kami sekeluarga melintasi dua gunung kembar, tampak tinggi dan menjulang langit, mentari sudah tinggi dan angin semakin kencang menghempas rambut ibuku, terurai, kami bercanda diatas kendaraan sepeda motor kami saling dekatkan, gelak tawa terus berkelekar tiada henti, kulihat ayah hanya senyam-senyum mendengar ocehan adikku, dia bercerita tentang sekolahnya, tentang teman-teman sekelasnya yang suka mengejeknya dengan ira teman cewek dikelasnya, aku geli melihat dia tersenyum, ibu hanya mengedip-ngedipkan mata sambil mengangguk-angguk. Tanda paham bahwa adikku lagi menghibur kami semua, disepanjang perjalanan begitu riang sepeda melaju kedepan, santai tapi kian mendekati ujung gunung kembar, tiba-tiba ada awan hitam menggelinding diangkasa, kami mengira itu hanya mendung biasa, karena terlihat kecil dan hanya sebatas bulatan hitam, tapi lama-lama kami begitu hawatir, tiba-tiba awan itu menderung dan nampak kilatan-kilatan kecil, kemudian bergerak cepat memutar dan menghilang.
Ayah berhenti dan memperhatikan keanehan ini, tiba-tiba dari atas gunung muncul torpedo kecil, ayah segera menghidupkan sepedanya aku mengikutinya dari belakang kami menjauh dari gunung kembar, tapi terpedo itu seakan mengejar dan mengincar kami, aku melihat rumah-rumah disekitar gunung hancur lebur terbang diangkasa,  aku takud, adikku dari tadi menangis, aku melihat ayah pucat begitu pula ibu, kemudian aku merasa terhempas disamudra luas, dan kurasakan remuk disekujur tubuhku.
***
Huwh..................................
Hanya mimpi, sejenak terdiam dan membayangkan kembali mimpi buruk yang baru saja aku alami, pintu kamar masih terkunci, ruangan begitu gelap, aku tidak bisa melihat bayanganku sendiri, kugerak-gerakkan badanku untuk mencari kekuatanku yang habis oleh mimpi burukku.
Aku bangkit dari kasur, merapikan kemudian menghidupkan lampu kamar, aku ta’ bisa melihat apapun kalau begini,  tek.... lampu mati, ku tekan-tekan berulang-ulang aku nyalakan, namun tetap saja mati, aku buka pintu kamar dan mengecek jam dihandponeku, masih jam 05:15, krek......pintu terbuka, depan kosan masih kabur, masih ada sisa hujan semalam, rintik-rintik hujan masih merembes dari atap rumah, kubuka pintu kosan, hawa seger begitu sejuk menekan jari-jariku dalam ketiak, sungguh dingin sekali,,,
Kuperhatikan disekitar, tak ada seorangpun, namun disebrang jalan masih terdengar deru kendaraan.
Jam 08:30 aku dikamar, memasak nasi, biasa aku sering buat nasi untuk dimakan, meski uang sakuku cukup untuk makan diwarung, tapi ingin sekali aku berhemat, meski sering juga aku memakan sesuatu yang tak perlu dan hanya mengikuti seleraku, kalau ikan aku buat mie instan, jarang sekali kalau mau beli lauk diwarung karena mahal bila beli ikan diwarung, habis makan mandi, untung kamar mandinya airnya sudah  penuh karena biasanya aku kehabisan air, karena sering tidur lagi kalau pagi, dan biasanya anak-anak sekosan sudah menghabiskan airnya, tapi keseringan kalau habis air dikamar mandi disebabkan tidak mengalirnya air dari pipa air, dan itu yang sering terjadi dan kami harus bergantian tidak mandi kalau pagi,


Jam 11:15 sholat dhuha kemudian menunggu dhuhur.

Waktunya kuliah sekarang materinya komputer, dimana aku meletakkan bukuku itu??? Akh,, ini dia kapan aku menaruhnya diluar kamar, untung teman sekosan ga’ ada yang meminjam. Sekarang aku sudah siap tinggal berjalan 5 meter dari kosan, huft..... sep... sehat bukan kalau setiap hari.
Dikampus, hanya duduk sambil melihat mahasiswa yang sudah pulang, pak satpam seperti hari-hari biasanya bercanda dengan anak-anak kampus, penampilan mereka aneh, baju kancingan atasnya dibuka, kepala botak ada jenggotnya yang mirip ahmadani, kulit item-item tapi mereka murah senyum dan nyambung kalo diajak ngobrol. Mungkin itu adalah style mereka agar ditakuti. Kan penjahat dikota lebih hebat dan pintar so it’s so suitable for me.
Jam 02:00 waktuku masuk kelas, anak-anak sudah dijalan, aku sms kepada mereka kalau dosen sudah pasang muka sadis, mungkin sebentar lagi mereka datang, dan ternyata selang beberapa menit dari timur tiga orang temanku muncul dengan senyuman, dari arah utara lebih banyak lagi tapi mereka terlihat cuek, belum sempat kami mengobrol dosen sudah ada diantara kami, dan berkata, “mati lampu, kuliah hari ini kosong, kalau mau pulang nunggu jam 03:00 baru kalian bisa absen, kalau tidak kalian dianggap tidak masuk, kami hanya memasang muka memelas dan lesu.” Capek deh...............!!!

 
Dosen Gurubaruku
Memang benar kalau wes saiki jamanne edan, kalau dipondok semua santri begitu ta’dzim kepada guru, guru begitu dihormati dan dipatuhi segala apa yang dititahkannya, karena segala sikap dan ucapannya begitu santun dan bersahaja, setiap kata-kata yang keluar merupakan sari ilmu dari kitab yang telah dibacanya, berpetuah, amat mujarab bisa mengobati segala kegalauan dihati dan pikiran, aku bangga jadi lulusan sebuah pesantren karena bisa betah menahan diri dari rong-rongan globalisasi yang menyeret remaja seusiaku, dan itu aku sadari bila liburan sekolah, aku dibandingkan anak lain yang sekolah umum.
Saat kuliah berbeda saat aku dipesantren, dosen terlihat seperti teman, entah konsep apa yang dipakai, tapi aku menyimpulkan meski seorang dosen yang masih stabil usianya mesti mengukur setiap pembicaraannya, agar memiliki perbedaan usia yang lebih tua dan harus dihormati, bukan sebaliknya dijadikan bahan pembicaraan mahasiswanya,  
Pak, judi (nama samaran) adalah dosen komputer dikampusku, setiap waktu dia merapkan disiplin, tak pernah kudapati beliau terlambat atau menterlambatkan diri, tapi saat kami terlambat sesuai perjanjian akan diberdirikan sama dengan jam keterlambatan, bila terlambat 5 menit berdiri selama 5 menit, dan itu sudah berjalan  sampi sekarang.
Dikelas bila beliau mengajar tak pernah dia diam selalu ada pembicaraan yang dibuka, menjadikan mahasiswa yang lemas karena jauh dari kampus menjadi riang, kalau ga’ ada yang dibicarakan biasanya dia akan menjadikan salah satu dari kami bahan olokan, pernah suatu kali aku keciparatan bualannya, andri kamu anak madura yh? Suatu hari pak judi bertanya padaku. Ea pak, emang kenapa pak? Jawabku, orang madura itu kalo dirumahmu cewek-nya sarungan yah? Dan sudah ditunangkan sejak kecil. Wah...... saat itu pula yang semula kelas diam menjadi ramai karena satu pertanyaan.
Aku Cuma bisa diam, terus tersenyum seperti orang tak punya dosa, ????
Kalau cara mengajarnya aku nilai dia cukup mampu membawa kami dalam dunianya, saat kami kesulitan biasa beliau bertanya balik, coba dipikir sendiri, ketus beliau. Masa’ seperti itu ajha harus gw yang nangani, kalian mampu kok??? Hasutnya bila sudah melihat kami lesu tidak mengerti.
Pak judi, selalu memotivasi kami, selalu dia menceritakan pengalamannya saat masih bujang, beliau suka sekali dan berapi-api kalau menceritakan pengalaman hidupnya, yang suka berkelana mencari jati diri, dia dari sumatra merantau kesurabaya, kemudian malanglang keseluruh indonesia.
Bila bahasa inggris, dosennya cantik, baik, dan  santai
Miss ani(nama samaran), saat kami masuk kekelas dia selalu menyuruh kami berdo’a entah kenapa, tapi kami selalu memimpin do’a saat pelajaran akan dimulai,  waktu pertama kali masuk kuliah beliau menyuruh kami menuliskan nama kami diselembar kertas kemudian meletakkanya didepan kursi, agar saya mudah mengenal kalian saya harap kalian melakukannya selama pelajaranku,  pinta miss ani saat kami baru masuk dijam kuliahnya.
Kami juga mempunya dosen non-komputer,
Dia adalah guru pengganti dari dosen lamaku yang berhenti mengajar dan dialih tugaskan kekampus lainnya,  sebelum aku menceritakan dosen baru, aku ingin bertcerita dosen lama, namanya ibu linda, berkacamata, berkerudung, kurus dan setiap masuk mengajar penampilannya sederhana dan murah senyum, aku nilai dia itu pintar karena mampu menyampaikan pelajaran 98% kepada kami, meski yang diajarkannya adalah salah satu pelajaran yang ada hitungannya, yups.....akuntansi dan bisnis....tapi alhamdulillah aku bisa sedikit mengerti ilmu ini,
Kalau dosen baru ku namanya, pak sugiman(nama samaran)
Dia orangnya enak, tapi rada-rada tidak nyambung kalau ngomong, satuhal yang aku tak mengerti beliau selalu terburu-buru kalau pulang, dia juga ga’ kurang berkomunikasi dengan kami. Tapi semua dosen yang mengajar kami semua bagus karena mau berusaha mengerti kami.

Nenek penjual koran
Ini adalah awal dimana aku ingin memulai suatu kebiasaan baru dalam diriku, kebiasaa baru yang kubangun setelah satu bulan aku berpikir, agar uang yang aku punya bisa dimamfaatkan seutuhnya dengan baik, karena sering kali bila aku kehabisan uang hatiku selalu resah dan gelisah, kamu tau kenapa? “Tak andhik pesse....”
Apalagi keluarnya uang hilang entah kemana, habis tak bermamfaat, jadi karena aku tidak bisa mengatur pengeluaranku, aku pikir meski aku boros pengeluaranku harus bisa digunakan secara baik, bisa aku pakai sehari-hari, dari pada harus habis semuanya untuk makan.
Perjumpaan aku dengan nenek penjual koran, bermula dari kebiasaan aku bila pulang sekolah melewati rumah kecil disamping jalan, nenek itu duduk dengan pakaian lusuh, bersarung, rambutnya yang terlihat memutih dia ikat membentuk gulungan bola kecil dikepalanya, matanya sipit nampak sekali kalau dulunya dia termasuk seorang gadis cantik, tapi dia sekarang menua kecantikannya kian memudar dan hanya kebaikan tersemat disikapnya, setiap pulang kuliah aku menyapanya, selalu menghormatinya, hingga suatu hari aku berjalan melewati rumah-rumah kecil dan mendapati nenek itu terpaku dan memurung diri, kesedihan terlukis dikerutan pipinya, aku menghampiri dan bertanya” nenek sedang apa?
“nenek itu terdiam menatap mataku, bola matanya bergerak-gerak semakin memojokkan mataku, kemudian menoleh kearah lain, terdiam, dan muncul sederet kalimat sederhana, hingga aku mengerti, nenek sedang mengenang masa lalunya, aku dulu dari desa tinggal dengan saudara-saudaraku, ibu petani dan bapak petani, kemudian aku ikut saudara kesini bekerja dipabrik rokok, kalau tidur aku numpang ditemanku, hingga aku meminjam tanah disini, menggarapnya selama beberapa tahun hingga akhirnya aku menikah dengan orang sini, sampai keadaanku saat ini yang lebih baik dari dulu, mempunyai anak, ada cucu, dan sekarang untuk mengisi hari tua, usaha warung nasi inilah bentuk pengabdianku kepada sesama manusia,
Sekarang aku mulai mengerti kenapa setiap kali aku bertemu dengan nenek ini dia selalu menatap kearah barat, ternyata dari tanah itulah awal perubahan sang nenek,  dan dengan siapa kamu sekarang nek? Tanyaku merasa penasaran. Dengan anak pertamaku, oh.......aku mengangguk dan minta izin untuk pulang.
***
Esok harinya nenek itu seperti hari-hari kemaren, energik dan semangat, masih pagi-pagi sekali dia sudah berada diwarungnya, memasak dan bersih-bersih, hari ini aku ingin beli makanan diwarungnya.
Hai nek,? Sapaku menghentikan pekerjaanya.
Ada apa anakku? Apakah kamu mau makan? Tanyanya, disini menunya lengkap dan murah meriah, mau makan apa?”
Em...aku pinjam korannya, dan tolong nek bungkusin nasi ikannya tempe pakai sambal, selorohku sambil asyik kembali membolak-balik koran,
Ini nak, semuanya 4000, nenek memberi pesananku, oh iya nek, terima kasih.
Sebelum aku pulang aku bertanya kepada nenek? Nek, nenek suka baca yah? Beli korannya dimana? Aku ingin mesan tiap hari buat bacaan dikosan. Tanyaku bertubi-tubi karena penasaran.
Oh ea nak, aku lebih suka baca berita yang membahas politik, ea kalau kamu mau beli nanti aku pesankan tiap hari, uang nya pakai punyaku dulu.
Oh..terima kasih nek, aku harap besok nenek tidak lupa.

 
Bermalam Dikampus
Lagi ngapain bro?” tanya seorang teman kepadaku, aku masih asyik bermain laptop, tidak menggubris pertanyaannya, Kalau ga’ ada kerjaan ayo kekampus, wifian!. Aku berhenti, dan melihat siapa gerangan yang mengajakku, oh... ternya siful!, kulihat jam dilaptop jam 12:00, yang benar ajha kawan, sudah larut malam, tidur aja besok kita kePM, sebutan pasar minggu.
Lho...kamu bagaimana sih, justru seru malam-malam begini dikampus, sepi dan koneksinya cepat, kita pulang besok habis subuh, terus kePM pagi-pagi buta ngajak hakim, kan seru begadang semalaman, pulangnya tidur. Bagaiman? Sekian kalinya siful ngotot mengajakku kekampus yang jaraknya Cuma 15 meter dari tempat kosan.
Eh...ea tunggu dulu aku mau menyelesaikan tugas, jawabku kemudian kembali lagi ketugas kuliahku, dre...cepetan ea aku mau buat kopi, sambil menunggu kamu. Respon temanku, kurang dari lima menit aku sudah merampung tugasku, siful terlihat sedang mengaduk kopi didepan televisi, lagi buat kopi kawan? Tanyaku mencoba membantunya, kita kekampus kan mau begadang semaleman, jadi aku pikir buat kopi biar disana kita sambil cangkru’an.
Ya sudah aku mau mempersiapkan diri, kamu juga pakai baju yang tebal karena diluar hawanya sangat dingin.
Sepuluh menit berselang, ayo pul kita berangkat sudah jam setengah satu nh?” siful keluar dari kamarnya menggunakan celana pendek dan kaos oblong, dipundaknya terikat tas laptop, kemudian memegang botol berisi kopi. Dre yang benar saja kamu mau kekampus memakai sarung, tanya siful keheranan, sebenarnya sarungku diselendangkan dipundakku bukan dipakai tapi siful bilang ngapain membawa sarung kekampus? Aku hanya diam dan tersenyum mendengarnya.
Jalanan sepi, tidak ada satu kendaraanpun melintas, lapak-lapak makanan pinggir jalan mulai tutup, hanya suara mereka yang terdengar, aku dan siful berjalan gontai memperhatikan mereka membongkar warungnya.
Tiba dikampus hanya ada security yang sedang menonton televisi, mereka duduk bersandar kekursi, ada dua securty malam itu, yang satu berjaga dan satunya tidur, mungkin berjaga bergantian, aku menyapa securty yang melihat kearah kami, malam pak, lagi nonton televisi pak?” oh ea dek, kalian mau ngenet yah? Kok kemaleman ngenetnya? Jawab pak securty. Oh....ea pak, memang kami ambil waktu malam, nyari sepi sekalian mau begadang mumpung besok hari libur. Pak securty hanya tersenyum kemudian kembali menonton televisinya.
Dre, jangan Cuma berdiri disitu, ayo kesini, pinta siful.
Aku menghampiri siful, memperhatikan yang dikerjakannya? Buka apa kawan?” yah...sembarang dre, aku mau download videonya david pesulap hebat dre, dia hebat bisa menghilangkan kereta lho,,,kamu harus lihat videonya?” tawari siful.
Wah hebat ful, putarin yang lain donk? Aku meminta siful memutar semua video pesulap hebat asal amerika ini, satu jam aku bareng siful dibuat takjub dengan video orang amerika ini, dia bisa menembus dinding tembok besar cina, bisa terbang seperti burung, dan yang paling hebat dia bisa menghilangkan satu gerbong kereta api dengan tangannya, padahahl keretanya cukup besar bisa menampung seratus orang bahkan lebih, hebat.....hebat....hebat..., hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
Setelah selesai menonton promosi siful, aku membuka laptopku, laptop ini bukan milikku, melainkan punya temanku, dia mengajak tukaran, cukup ringan dibawa kemana-mana, karena ukurannya minimalis, dan kecil.
Ful, aku mau download film, film apa yang baru keluar yah? Tanyaku kesiful.
Em,,,,download perahu kertas kedua aja dre, itu baru dua bulan diputar dibioskop, mungkin sudah ada diinternet, ea aku mau download sekarang, kemudian aku kembali kelaptopku, kalau aku download film biasanya aku buka youtube.com kemudian didownload pakai idm, aku juga download film pakai utorrent, software ini bagus menurutku, karena bisa melanjutkan otomatis download yang belum selesai tanpa mengulang kembali dari awal.
Tapi kelemahan dari software ini kurang update, makanya aku coba cara lain, akhirnya berkat browsing kesana-kesini, akhirnya seorang teman menyarankanku untuk downloa diganool.com, disitu kamu bisa download film terbaru.
Aku buka situsnya, tapi kemudian ada masalah, karena aku masih belum tau bagaimana cara download disitus ini, akhirnya aku browsing diyoutube.com dan akhirnya aku tau bagaimana caranya download diganoo.com, cukup mudah dan prosesnya cepat, pertama aku harus punya software untuk mengextract semua file yang telah didownload. Nama filenya 7-zip, setelah link download muncul, buka satu satu link downloadnya melalui situs adf.ly, setelah semuanya terdownload baru disatukan dalam satu file kemudian extract ke 7-zip, setelah itu baru bisa ditonton, selamat mencoba, sekian..................

 
Kekecewaan Bersama
“dreret....dreret.........dreret...........dreret.....”
Nada sms masuk handphoneku,” dre...ayo latihan drama, jam 07, ditempat biasa!”bunyi pesan disms itu, aku bangun dari tempat tidur, melihat cahaya dicelah jendela, agak sakit punggung leherku, aku coba bangun tapi masih kerasa sakit dipundak sebelah kanan, hem... sudah jam berapa sekaran? Aku belum solat shubuh,
Kulihat jam dihandphoneku, wah....kesiang lagy, kenapa kalau dikota ga’ bisa membedakan waktu sudah siang apa malam, apalagi disini, malang, yang dikelilingi gunung-gunung tinggi, jadi cahaya matahari sulit menembus bangunan tinggi yang juga menjadi terhambatnya sinar matahari.
Aku mau mengambil koran dinenek penjaga warung, mungkin sudah datang,
Pagi nek, korannya sudah ada? Tanyaku menghentikan nenek yang sedang memasak, oh...ea itu ada diatas lemari, jawab nenek memberitahuku kemudian kembali sibuk memasak, terima kasih nek, pulang kekosan.
Hari-hari ini berita selalu memberitakan situasi ibu kota jakarta, banjir kiriman dari jawa barat dan depok berdampak semakin meningginya volume air, hingga diatas lutut orang dewasa, berita hari-hari ini juga sering mengisukan tentang perpilitikan diindonesi, pilpres, dan cagub jatim akan diadakan ditahun ini, semua berita memberitakan geliat masing-masing ormas yang mulai berorasi, baik dilingkungan perlemen, organisasi masyarakat sampai dikalangan pelaku partai, semua berita hari-hari ini berisi kejadian itu, dan semakin hari semakin asyik aku membaca, karena selalu ada yang baru disitu, tentu karena ada yang baru dikoran maka ada nilai lebih untuk dijual.
Tapi aku ingin bercerita latihanku dengan teman-teman, sebenarnya drama kami sudah gagal hari kemaren, ujian drama yang dilaksanakan hari jum’at, batal karena tidak ada yang siap, karena itu kami meminta waktu kedosen pengajar agar memberi waktu lagi untuk mempersiapkan diri, meski awalnya agak kecut, tapi akhirnya berhasil.
Jam delapan kami berkumpul membahas penampilan drama nanti sore, memang mepet waktunya, karena hari-hari ini curah hujan sering melanda, jadi kemaren-kemaren yang diprediksi untuk latihan, gagal karena memang hujan.
Disini semua teman sudah kumpul, tinggal satu temanku yang pulang kampung, memang temanku yang satu ini setiap hari sabtu setelah pelajaran selesai dia pulang kampung keblitar, karena hari minggu dan senin adalah hari libur.
Bagaimana apa latihannya sudah bisa dimulai? Tanyaku membuka kekakuan.
Yupz...jawab teman-teman serentak.
Ok....karena setiap orang sudah tau perannya jadi sekarang kita tinggal membagi scennya kapan masuk kapan keluarnya, kemudian nanti jam 01:00 kumpul lagi kita gladi kotor, membahas kostum dan musik pengiring, ok......? jelasku keteman-teman disitu. Kemudian pagi itu kami sibuk berdiskusi  dan saling bertanya dengan bahasa inggris, karena drama yang akan ditampilkan merupakan ujian lanjut dari materi drama bahasa inggris.
Waktu dhuhur kami semua pulang, untuk sholat dan mandi kemudian berkumpul lagi.
Jam 01:00 semua teman berkumpul lagi, kulihat raut wajah teman-temanku lesu, kelihatan mereka capek, aku yakin mereka berpikir sama denganku, dari kemaren yang mereka pikirkan pasti drama ini, karena kita merasa bersalah kedosen pembina,  karena tidak mempersiapkan diri. Kami sungguh merasa bersalah apalagi dia adalah walikelas kami yang ditangannyalah kami bisa lulus atau sebaliknya.
Semua lagu sudah rampung, kostum yang dibutuhkan sudah cukup untuk menyampaikan setiap tokoh dalam drama, judul drama kita snowwhite dan seven dwarvest atau putri salju dan tujuh kurcaci, agak sulit mendapatkan kostum untuk setiap karakter ini, tapi semuanya bisa teratasi.
Setelah selesai gladi kotor akan diadakan gladi resih, tempatnya dikampus agar bisa langsung tampil.
Sidety bagaimana, apa dia ikut? Tanya salah satu temanku.
Oh... dia bilang sudah ada dijalan jam 03:00 insyaallah sudah datang dan katanya mau langsung kekampus. Baik kalau begitu mari berangkat kekampus. Ajakku berangkat kekampus.
Dikampus kami lesu, semua orang terlihat santai sambil terus menghafalkan teksnya, ada  yang gurau-gurau, siachi yang biasa diam, dia bawa laptopnya dan berinternet. Aku sendiri masih nyeting musik buat pengiring.
Selang beberapa menit sidety datang, dia terlihat terengah-engah, wajahnya berkeringat dan dadanya berdegub kencang, matanya kemudian menatap kami.
Eh re’ bagaimana, aku tetapkan masih ikut dramanya? Tanya dia terbata-bata.
Tentu, tapi apa kamu sudah menyiapkan kostumnya? Jawab achi.
Wah,,,,aku tidak tau, kok ga’ ada yang ngasih tau? Garuk-garuk kepala. Salah sendiri kenapa pulang, lagian semua teman disini g’ ada yang nyuruh, semuanya kesadaran masing-masing, seharusnya kamu mempersiapkan diri sendiri apalagi tidak ikut latihan.
Kemudian ruangan tegang, sitedy memang orangnya rada egois, semua teman tahu kalau sidety itu ga’ mau disalahkan, ga’ mau diajak bekerja sama, sok pinter dan lainnya.
Sudah sejam tapi dosen belum datang, semua teman terlihat lelah, Cuma beberapa saja yang masih semangat menghafalkan teks.
Dep....ketua kelas, panggil dosennya sana diruang dosen, sudah lama kita nunggu disini. Masak kita Cuma mau bengong begini, pinta salah satu temanku.
Oyie...jawabnya, tunggu disini jangan pulang dulu sebelum ada kabar dari aku.
Kami kemudian menghafalkan kembali teks dramanya, ada yang masih sibuk berselancar diinternet,  siachi sudah berhenti berinternet, sekarang dia tidur dibangku. Semua teman tidur dibangku, aku merasa kasihan melihat mereka tidur disini.
Lima menit kemudian siudep datang dan mengabarkan kalau dosen bahasa inggris tidak bisa masuk karena sakit, jadi kita pulang dan tidur, katanya menutup dan pulang kekosan.
Ah..lengkap sudah penderitaan kita kawan-kawan, jawab achi membalas siudip.
Mungkin dosen kita masih mangkel kepada kita, jadi dia ga’ masuk dan beralasan sakit, kata dety,
Apapun itu ayo pulang...kataku menutup keluhan teman-temanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar