Kisah
satu
Pagi diakhir
bulan july dikota malang, hawa dingin menghempaskan kulitku pada selimut
dikasurku, cahaya matahari masih terlihat muram dan sepi, burung-burung yang
biasa kudengar didesa disini hanya terdengar deru mesin, dan segelintir penjual
roti keliling yang biasa kutemui untuk sekedar menyapa atau menyantap sarapan
pagy.
Aku duduk sambil
bernafas perlahan, aku berkata dalam hati” kamar ini sangat sempit, sehingga
nafasku seakan hanya menghirup udara
dari hidungku, keluar dan masuk lagi, tak ada ventilasi seperti dirumah
hanya kaca yang ta’ bisa dibuka, sekedar menyelipkan cahaya diantara
bangunan-bangunan tinggi.
Kupegang kedua
kakiku, dingin, kuremas-remas kakiku, mungkin tubuhku belum terbiasa dengan
hawa disini, seketika pikiranku menerawang jauh, bermimpi kecil dan menaruh
harapan kecil juga keinginan-keinginan kecil,” aku ingin menikmati kota ini aku
harus mengunjungi setiap wisata yang ada disini, dan aku harus jadi orang
disini”. Akhirnya pagi itu hanya kuisi dengan berangan-angan, dan itu
menyenangkan.
***
Juni ditengah
liburan sekolah, setelah masa pengabdianku dikota bangkalan, yang merupakan
guru keduaku setelah kota sumenep dipulau madura, dan aku adalah santri lulusan
pondok yang cukup terkenal dipulau madura dan telah menamatkan jenjang
pendidikanku selama 6 tahun dan menjadi guru pengabdian selama setengah tahun.
Musim tembakau
merupakan masa peralihan bagi orang madura, dimusim ini tidak memandang gelar
atau kedudukan yang dimiliki orang tersebut, kalau memiliki sebidang tanah pasti
orang itu akan pagi-pagi buta berangkat kesawah menggarap lahan untuk nanti
penanaman benih emas, apalagi kalau perusahaan rokok menaruh harga tinggi maka
semua sawah akan ditanami tembakau, dan kabarnya harga rokok bulan ini akan
tinggi, apalagi akan segera dipilih bupati baru dikotaku, jadi bupati lama akan
menjadikan ini sebagai cara bila tembakau tinggi harganya maka masyarakat akan
memilihnya kembali.
Setiap waktu
kusempatkan membantu pekerjaan orang tuaku disawah, dari alangghenih bekoh, mencari
ulatnya, membuang tangkai disela-sela daun. Setiap pagi setelah sholat shubuh
aku lari pagi kearah tak tentu tapi jalannya menuju kesawahku, dan ini menjadi
kebiasaan baru dalam hidupku, aku suka sekali bila melihat pematang sawah yang
hijau, disampingnya dialiri air jernih dan ikan-ikan kecil yang mencari makan,
pagi-pagi sekali sudah banyak hewan yang sudah bangun dan mencari makan,
burung-burung, ikan, ayam dan yang lainnya, kenapa manusia kalah kepada mereka?
Padahal manusia ciptaan tuhan paling sempurna, ayahku bilang manusia bila
menggunakan pikirannya maka manusia bisa menaklukkan ciptaan lainnya, yang
hebat, pintar, dan kuat. Jadi aku berkesimpulan orang itu hanya memerlukan
otaknya untuk bergerak kemudian hatinya
untuk menjadikan gerakannya lebih berarti dari sekedar gerakan biasa.
Aku akan segera
masuk dibangku kuliah, akan membawa gelar mahasiswa bukan lagi siswa yang
bersembunyi dibalik seragam akan tapi seorang mahasiswa yang harus berbicara
lantang apa yang ada dalam seragam, berani berbicara hebat bukan sekedar buaian
sesat. Dan aku harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk menjadi
mahasiswa baru diperguruan tinggi diindonesia, aku pernah bermimpi kuliah
keluar negri, tapi itu ta’ mungkin dan aku ta’ ingin lama memikirkannya, dimana
saja kalau kita bersungguh-sungguh pasti ada jalan.
Semua materi
dari pesantren aku baca ulang dari pelajaran umum sampai yang agama, aku juga
membaca dari buku pelajaran anak smp, sma milik anak tetangga.
Tiga hari
menjelang ujian penerimaan mahasiswa baru, aku kehilangan sepeda motor ibuku,
itu keteledoranku karena aku tidak langsung pulang, setelah menjemput adik
tepatnya 28 juni 2012 aku lupa mencabut kunci sepeda motor entah itu murni aku
lupa atau bagaimana, karena saat itu aku merasa mencabutnya, tapi setelah sepedaku
hilang aku bertanya pada cewekku yang kebetulan penjaga warnet disana, dimana
kunci sepeda motorku? Dia Cuma bilang “ kamu Cuma kasih aku flashdisk bukan
kunci sepeda motor”, sesaat aku lemas dan sadar kalau yang aku pegang adalah
flashdisk cewekku yang gantungannya sama persis dengan gantungan sepeda
motorku. Selama dua hari setelah kehilangan itu aku takud sekali yang mau
keluar aku juga tidak menyangka akan terjadi disaat aku akan masuk kuliah, aku
stress, pikiranku tak tenang, makanan yang aku makan serasa angin dan aku jadi
tidak nafsu makan tidak ingin berkomunikasi sama siapapun, akhirnya aku
mengurung diri dalam kamar,
Saat
keberangkatanku kesurabaya untuk mengikuti ujian penerimaan mahasiswa baru ayah
bertanya padaku, perlu diantar?” aku bilang aku tidak apa-apa, aku akan
baik-baik saja, ayah takud aku melamun dijalan dan berpikir macam-macam, takud
membahayakan dirisendiri. Aku berpesan mohon dido’akan saja agar diselamatkan
dan dimudahkan, aku tak tahan melihat kedua orang tuaku, melihat kenyataan
bahwa aku mengecewakannya, dan membuat mereka susah, nafas didadaku sesak, air
mataku tertahan, lidahku kelu, air liurku sulit sekali aku telan, aku menangis
dalam penyesalan, aku beranjak dari hadapan mereka berjalan menuju jalan
beraspal, melewati sawah-sawah kecil, menyebrangi sungai, diperjalanan aku
merunduk dan mengucurkan air mata, hingga aku sampai dipersimpangan jalan dimana
aku biasa menumpang bus jurusan surabaya.
***
Senin, 16 july
2012, adalah hari pengumuman kelulusan bagi mahasiswa baru perguruan tinggi,
jam 08:30 aku menghubungi cewekku, kebetulan sekarang dia menjaga warnet, aku
ingin melihat hasil ujianku diwarnetnya, sebelum aku menghubunginya handphoneku
berdering, kulihat dilayar bertuliskan gula
sayank, segera kuangkat menanyakan keberadaannya, aku jaga diwarnet, kamu
tidak mau lihat hasil ujiannya?” tanya dia kepadaku. Ea, tunggu aku akan
berangkat kesana, tut,,,tut,,tut.. segera kubergegas pergi ketempatnya.
Dua menit
kemudian saat aku minta izin keibu, handphoneku berdering kembali,
Hallo....? ea
ini aku, ada apa? Tut.....tut.......tut, handphone jatuh kelantai.
***
Aku kesurabaya
ingin minta tolong ke kakakku mencari kerja, karena aku sudah putus asa untuk
kuliah, lebih baik bekerja untuk menghilangkan pikiranku dengan dua kejadian
yang menimpaku, lagipula banyak dari teman-teman pondokku langsung bekerja
mereka ingin menghilangkan kejenuhan selama dipondok dan pengabdian, sungguh
aku juga merasakan kejenuhan dalam belajar, lagi pula kuliah bisa kapan aja
tidak membatasi usia.
Ini kedua
kalinya aku berangkat sendiri kesurabaya, hari rabu jam 12:00 setelah habis
sholat dhuhur dimushola, aku berjalan menuju kos-kosan kakakku, setibanya
disana aku utarakan keinginanku untuk mencari kerja, aku berharap bisa
dicarikan pekerjaan. Terus bagaimana dengan kuliahmu?” kata kakakku. Aku ingin
kuliah tahun depan. Emang kenapa? Tanya kakakku. Karena aku kehilangan semangat
belajar dan ingin mengumpulkan uang
untuk kuliah nanti, akhirnya kakakku mengerti, awalnya dia menawari aku
pekerjaan tapi sebelumnya dia menyuruhku membaca brosur tentang pendaftaran
mahasiswa baru diperguruan tinggi swasta dengan masa study satu tahun setara
dengan D1 dan bisa melanjutkan kuliah S1-nya langsung diterima tanpa tes dan
dijamin bekerja sebelum lulus. Aku baca brosur itu dari depan sampai belakang
kubaca alamatnya disana tertulis Malang, dari arjosari naik ADL/AL turun di
Jl.jakarta.
Entah kenapa
semangat tiba-tiba datang kepadaku dan menyuruhku untuk kuliah, bagaimana?”
tanya kakakku tiba-tiba datang menanyakanku. Ea kak, aku ingin masuk
diperguruan ini, kapan kita berangkat?” tanyaku. Kalau sekarang udah sore,
besok aja pagi-pagi sekali kita berangkat naik bus jurusan arjosari. Tersenyum
dan membayangi tempat yang akan aku datangi besok, sampai ketemu besok.......
Hari
aku dan lampu mati
Dengan
sepeda motor kami sekeluarga melintasi dua gunung kembar, tampak tinggi dan
menjulang langit, mentari sudah tinggi dan angin semakin kencang menghempas
rambut ibuku, terurai, kami bercanda diatas kendaraan sepeda motor kami saling
dekatkan, gelak tawa terus berkelekar tiada henti, kulihat ayah hanya
senyam-senyum mendengar ocehan adikku, dia bercerita tentang sekolahnya,
tentang teman-teman sekelasnya yang suka mengejeknya dengan ira teman cewek
dikelasnya, aku geli melihat dia tersenyum, ibu hanya mengedip-ngedipkan mata
sambil mengangguk-angguk. Tanda paham bahwa adikku lagi menghibur kami semua,
disepanjang perjalanan begitu riang sepeda melaju kedepan, santai tapi kian
mendekati ujung gunung kembar, tiba-tiba ada awan hitam menggelinding diangkasa,
kami mengira itu hanya mendung biasa, karena terlihat kecil dan hanya sebatas
bulatan hitam, tapi lama-lama kami begitu hawatir, tiba-tiba awan itu menderung
dan nampak kilatan-kilatan kecil, kemudian bergerak cepat memutar dan
menghilang.
Ayah
berhenti dan memperhatikan keanehan ini, tiba-tiba dari atas gunung muncul
torpedo kecil, ayah segera menghidupkan sepedanya aku mengikutinya dari
belakang kami menjauh dari gunung kembar, tapi terpedo itu seakan mengejar dan
mengincar kami, aku melihat rumah-rumah disekitar gunung hancur lebur terbang
diangkasa, aku takud, adikku dari tadi
menangis, aku melihat ayah pucat begitu pula ibu, kemudian aku merasa terhempas
disamudra luas, dan kurasakan remuk disekujur tubuhku.
***
Huwh..................................
Hanya
mimpi, sejenak terdiam dan membayangkan kembali mimpi buruk yang baru saja aku
alami, pintu kamar masih terkunci, ruangan begitu gelap, aku tidak bisa melihat
bayanganku sendiri, kugerak-gerakkan badanku untuk mencari kekuatanku yang
habis oleh mimpi burukku.
Aku
bangkit dari kasur, merapikan kemudian menghidupkan lampu kamar, aku ta’ bisa
melihat apapun kalau begini, tek....
lampu mati, ku tekan-tekan berulang-ulang aku nyalakan, namun tetap saja mati,
aku buka pintu kamar dan mengecek jam dihandponeku, masih jam 05:15,
krek......pintu terbuka, depan kosan masih kabur, masih ada sisa hujan semalam,
rintik-rintik hujan masih merembes dari atap rumah, kubuka pintu kosan, hawa
seger begitu sejuk menekan jari-jariku dalam ketiak, sungguh dingin sekali,,,
Kuperhatikan
disekitar, tak ada seorangpun, namun disebrang jalan masih terdengar deru
kendaraan.
Jam
08:30 aku dikamar, memasak nasi, biasa aku sering buat nasi untuk dimakan,
meski uang sakuku cukup untuk makan diwarung, tapi ingin sekali aku berhemat,
meski sering juga aku memakan sesuatu yang tak perlu dan hanya mengikuti
seleraku, kalau ikan aku buat mie instan, jarang sekali kalau mau beli lauk
diwarung karena mahal bila beli ikan diwarung, habis makan mandi, untung kamar
mandinya airnya sudah penuh karena
biasanya aku kehabisan air, karena sering tidur lagi kalau pagi, dan biasanya
anak-anak sekosan sudah menghabiskan airnya, tapi keseringan kalau habis air
dikamar mandi disebabkan tidak mengalirnya air dari pipa air, dan itu yang
sering terjadi dan kami harus bergantian tidak mandi kalau pagi,
Jam
11:15 sholat dhuha kemudian menunggu dhuhur.
Waktunya
kuliah sekarang materinya komputer, dimana aku meletakkan bukuku itu??? Akh,,
ini dia kapan aku menaruhnya diluar kamar, untung teman sekosan ga’ ada yang
meminjam. Sekarang aku sudah siap tinggal berjalan 5 meter dari kosan,
huft..... sep... sehat bukan kalau setiap hari.
Dikampus,
hanya duduk sambil melihat mahasiswa yang sudah pulang, pak satpam seperti
hari-hari biasanya bercanda dengan anak-anak kampus, penampilan mereka aneh,
baju kancingan atasnya dibuka, kepala botak ada jenggotnya yang mirip ahmadani,
kulit item-item tapi mereka murah senyum dan nyambung kalo diajak ngobrol.
Mungkin itu adalah style mereka agar ditakuti. Kan penjahat dikota lebih hebat
dan pintar so it’s so suitable for me.
Jam
02:00 waktuku masuk kelas, anak-anak sudah dijalan, aku sms kepada mereka kalau
dosen sudah pasang muka sadis, mungkin sebentar lagi mereka datang, dan ternyata
selang beberapa menit dari timur tiga orang temanku muncul dengan senyuman,
dari arah utara lebih banyak lagi tapi mereka terlihat cuek, belum sempat kami
mengobrol dosen sudah ada diantara kami, dan berkata, “mati lampu, kuliah hari
ini kosong, kalau mau pulang nunggu jam 03:00 baru kalian bisa absen, kalau
tidak kalian dianggap tidak masuk, kami hanya memasang muka memelas dan lesu.”
Capek deh...............!!!
Dosen
Gurubaruku
Memang benar kalau wes saiki jamanne
edan, kalau dipondok semua santri begitu ta’dzim kepada guru, guru begitu
dihormati dan dipatuhi segala apa yang dititahkannya, karena segala sikap dan
ucapannya begitu santun dan bersahaja, setiap kata-kata yang keluar merupakan
sari ilmu dari kitab yang telah dibacanya, berpetuah, amat mujarab bisa
mengobati segala kegalauan dihati dan pikiran, aku bangga jadi lulusan sebuah
pesantren karena bisa betah menahan diri dari rong-rongan globalisasi yang
menyeret remaja seusiaku, dan itu aku sadari bila liburan sekolah, aku
dibandingkan anak lain yang sekolah umum.
Saat kuliah berbeda saat aku
dipesantren, dosen terlihat seperti teman, entah konsep apa yang dipakai, tapi
aku menyimpulkan meski seorang dosen yang masih stabil usianya mesti mengukur
setiap pembicaraannya, agar memiliki perbedaan usia yang lebih tua dan harus
dihormati, bukan sebaliknya dijadikan bahan pembicaraan mahasiswanya,
Pak, judi (nama samaran) adalah dosen
komputer dikampusku, setiap waktu dia merapkan disiplin, tak pernah kudapati
beliau terlambat atau menterlambatkan diri, tapi saat kami terlambat sesuai
perjanjian akan diberdirikan sama dengan jam keterlambatan, bila terlambat 5
menit berdiri selama 5 menit, dan itu sudah berjalan sampi sekarang.
Dikelas bila beliau mengajar tak pernah
dia diam selalu ada pembicaraan yang dibuka, menjadikan mahasiswa yang lemas
karena jauh dari kampus menjadi riang, kalau ga’ ada yang dibicarakan biasanya
dia akan menjadikan salah satu dari kami bahan olokan, pernah suatu kali aku
keciparatan bualannya, andri kamu anak madura yh? Suatu hari pak judi bertanya
padaku. Ea pak, emang kenapa pak? Jawabku, orang madura itu kalo dirumahmu
cewek-nya sarungan yah? Dan sudah ditunangkan sejak kecil. Wah...... saat itu
pula yang semula kelas diam menjadi ramai karena satu pertanyaan.
Aku Cuma bisa diam, terus tersenyum
seperti orang tak punya dosa, ????
Kalau cara mengajarnya aku nilai dia
cukup mampu membawa kami dalam dunianya, saat kami kesulitan biasa beliau
bertanya balik, coba dipikir sendiri, ketus beliau. Masa’ seperti itu ajha
harus gw yang nangani, kalian mampu kok??? Hasutnya bila sudah melihat kami
lesu tidak mengerti.
Pak judi, selalu memotivasi kami, selalu
dia menceritakan pengalamannya saat masih bujang, beliau suka sekali dan
berapi-api kalau menceritakan pengalaman hidupnya, yang suka berkelana mencari
jati diri, dia dari sumatra merantau kesurabaya, kemudian malanglang keseluruh
indonesia.
Bila bahasa inggris, dosennya cantik,
baik, dan santai
Miss ani(nama samaran), saat kami masuk
kekelas dia selalu menyuruh kami berdo’a entah kenapa, tapi kami selalu
memimpin do’a saat pelajaran akan dimulai,
waktu pertama kali masuk kuliah beliau menyuruh kami menuliskan nama
kami diselembar kertas kemudian meletakkanya didepan kursi, agar saya mudah
mengenal kalian saya harap kalian melakukannya selama pelajaranku, pinta miss ani saat kami baru masuk dijam
kuliahnya.
Kami juga mempunya dosen non-komputer,
Dia adalah guru pengganti dari dosen
lamaku yang berhenti mengajar dan dialih tugaskan kekampus lainnya, sebelum aku menceritakan dosen baru, aku
ingin bertcerita dosen lama, namanya ibu linda, berkacamata, berkerudung, kurus
dan setiap masuk mengajar penampilannya sederhana dan murah senyum, aku nilai
dia itu pintar karena mampu menyampaikan pelajaran 98% kepada kami, meski yang
diajarkannya adalah salah satu pelajaran yang ada hitungannya,
yups.....akuntansi dan bisnis....tapi alhamdulillah aku bisa sedikit mengerti
ilmu ini,
Kalau dosen baru ku namanya, pak
sugiman(nama samaran)
Dia orangnya enak, tapi rada-rada tidak
nyambung kalau ngomong, satuhal yang aku tak mengerti beliau selalu
terburu-buru kalau pulang, dia juga ga’ kurang berkomunikasi dengan kami. Tapi
semua dosen yang mengajar kami semua bagus karena mau berusaha mengerti kami.
Nenek
penjual koran
Ini
adalah awal dimana aku ingin memulai suatu kebiasaan baru dalam diriku, kebiasaa
baru yang kubangun setelah satu bulan aku berpikir, agar uang yang aku punya
bisa dimamfaatkan seutuhnya dengan baik, karena sering kali bila aku kehabisan
uang hatiku selalu resah dan gelisah, kamu tau kenapa? “Tak andhik pesse....”
Apalagi
keluarnya uang hilang entah kemana, habis tak bermamfaat, jadi karena aku tidak
bisa mengatur pengeluaranku, aku pikir meski aku boros pengeluaranku harus bisa
digunakan secara baik, bisa aku pakai sehari-hari, dari pada harus habis
semuanya untuk makan.
Perjumpaan
aku dengan nenek penjual koran, bermula dari kebiasaan aku bila pulang sekolah
melewati rumah kecil disamping jalan, nenek itu duduk dengan pakaian lusuh,
bersarung, rambutnya yang terlihat memutih dia ikat membentuk gulungan bola
kecil dikepalanya, matanya sipit nampak sekali kalau dulunya dia termasuk
seorang gadis cantik, tapi dia sekarang menua kecantikannya kian memudar dan
hanya kebaikan tersemat disikapnya, setiap pulang kuliah aku menyapanya, selalu
menghormatinya, hingga suatu hari aku berjalan melewati rumah-rumah kecil dan
mendapati nenek itu terpaku dan memurung diri, kesedihan terlukis dikerutan
pipinya, aku menghampiri dan bertanya” nenek sedang apa?
“nenek
itu terdiam menatap mataku, bola matanya bergerak-gerak semakin memojokkan
mataku, kemudian menoleh kearah lain, terdiam, dan muncul sederet kalimat
sederhana, hingga aku mengerti, nenek sedang mengenang masa lalunya, aku dulu
dari desa tinggal dengan saudara-saudaraku, ibu petani dan bapak petani,
kemudian aku ikut saudara kesini bekerja dipabrik rokok, kalau tidur aku
numpang ditemanku, hingga aku meminjam tanah disini, menggarapnya selama
beberapa tahun hingga akhirnya aku menikah dengan orang sini, sampai keadaanku
saat ini yang lebih baik dari dulu, mempunyai anak, ada cucu, dan sekarang
untuk mengisi hari tua, usaha warung nasi inilah bentuk pengabdianku kepada
sesama manusia,
Sekarang
aku mulai mengerti kenapa setiap kali aku bertemu dengan nenek ini dia selalu
menatap kearah barat, ternyata dari tanah itulah awal perubahan sang
nenek, dan dengan siapa kamu sekarang
nek? Tanyaku merasa penasaran. Dengan anak pertamaku, oh.......aku mengangguk
dan minta izin untuk pulang.
***
Esok harinya nenek itu seperti hari-hari
kemaren, energik dan semangat, masih pagi-pagi sekali dia sudah berada
diwarungnya, memasak dan bersih-bersih, hari ini aku ingin beli makanan
diwarungnya.
Hai nek,? Sapaku menghentikan
pekerjaanya.
Ada apa anakku? Apakah kamu mau makan?
Tanyanya, disini menunya lengkap dan murah meriah, mau makan apa?”
Em...aku pinjam korannya, dan tolong nek
bungkusin nasi ikannya tempe pakai sambal, selorohku sambil asyik kembali
membolak-balik koran,
Ini nak, semuanya 4000, nenek memberi
pesananku, oh iya nek, terima kasih.
Sebelum aku pulang aku bertanya kepada
nenek? Nek, nenek suka baca yah? Beli korannya dimana? Aku ingin mesan tiap
hari buat bacaan dikosan. Tanyaku bertubi-tubi karena penasaran.
Oh ea nak, aku lebih suka baca berita
yang membahas politik, ea kalau kamu mau beli nanti aku pesankan tiap hari,
uang nya pakai punyaku dulu.
Oh..terima kasih nek, aku harap besok
nenek tidak lupa.
Bermalam
Dikampus
Lagi ngapain bro?” tanya seorang teman
kepadaku, aku masih asyik bermain laptop, tidak menggubris pertanyaannya, Kalau
ga’ ada kerjaan ayo kekampus, wifian!. Aku berhenti, dan melihat siapa gerangan
yang mengajakku, oh... ternya siful!, kulihat jam dilaptop jam 12:00, yang
benar ajha kawan, sudah larut malam, tidur aja besok kita kePM, sebutan pasar
minggu.
Lho...kamu bagaimana sih, justru seru
malam-malam begini dikampus, sepi dan koneksinya cepat, kita pulang besok habis
subuh, terus kePM pagi-pagi buta ngajak hakim, kan seru begadang semalaman,
pulangnya tidur. Bagaiman? Sekian kalinya siful ngotot mengajakku kekampus yang
jaraknya Cuma 15 meter dari tempat kosan.
Eh...ea tunggu dulu aku mau
menyelesaikan tugas, jawabku kemudian kembali lagi ketugas kuliahku,
dre...cepetan ea aku mau buat kopi, sambil menunggu kamu. Respon temanku,
kurang dari lima menit aku sudah merampung tugasku, siful terlihat sedang
mengaduk kopi didepan televisi, lagi buat kopi kawan? Tanyaku mencoba
membantunya, kita kekampus kan mau begadang semaleman, jadi aku pikir buat kopi
biar disana kita sambil cangkru’an.
Ya sudah aku mau mempersiapkan diri,
kamu juga pakai baju yang tebal karena diluar hawanya sangat dingin.
Sepuluh menit berselang, ayo pul kita
berangkat sudah jam setengah satu nh?” siful keluar dari kamarnya menggunakan
celana pendek dan kaos oblong, dipundaknya terikat tas laptop, kemudian
memegang botol berisi kopi. Dre yang benar saja kamu mau kekampus memakai
sarung, tanya siful keheranan, sebenarnya sarungku diselendangkan dipundakku
bukan dipakai tapi siful bilang ngapain membawa sarung kekampus? Aku hanya diam
dan tersenyum mendengarnya.
Jalanan sepi, tidak ada satu
kendaraanpun melintas, lapak-lapak makanan pinggir jalan mulai tutup, hanya
suara mereka yang terdengar, aku dan siful berjalan gontai memperhatikan mereka
membongkar warungnya.
Tiba dikampus hanya ada security yang
sedang menonton televisi, mereka duduk bersandar kekursi, ada dua securty malam
itu, yang satu berjaga dan satunya tidur, mungkin berjaga bergantian, aku
menyapa securty yang melihat kearah kami, malam pak, lagi nonton televisi pak?”
oh ea dek, kalian mau ngenet yah? Kok kemaleman ngenetnya? Jawab pak securty.
Oh....ea pak, memang kami ambil waktu malam, nyari sepi sekalian mau begadang
mumpung besok hari libur. Pak securty hanya tersenyum kemudian kembali menonton
televisinya.
Dre, jangan Cuma berdiri disitu, ayo
kesini, pinta siful.
Aku menghampiri siful, memperhatikan
yang dikerjakannya? Buka apa kawan?” yah...sembarang dre, aku mau download
videonya david pesulap hebat dre, dia hebat bisa menghilangkan kereta
lho,,,kamu harus lihat videonya?” tawari siful.
Wah hebat ful, putarin yang lain donk?
Aku meminta siful memutar semua video pesulap hebat asal amerika ini, satu jam
aku bareng siful dibuat takjub dengan video orang amerika ini, dia bisa
menembus dinding tembok besar cina, bisa terbang seperti burung, dan yang
paling hebat dia bisa menghilangkan satu gerbong kereta api dengan tangannya,
padahahl keretanya cukup besar bisa menampung seratus orang bahkan lebih,
hebat.....hebat....hebat..., hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
Setelah selesai menonton promosi siful,
aku membuka laptopku, laptop ini bukan milikku, melainkan punya temanku, dia
mengajak tukaran, cukup ringan dibawa kemana-mana, karena ukurannya minimalis,
dan kecil.
Ful, aku mau download film, film apa
yang baru keluar yah? Tanyaku kesiful.
Em,,,,download perahu kertas kedua aja
dre, itu baru dua bulan diputar dibioskop, mungkin sudah ada diinternet, ea aku
mau download sekarang, kemudian aku kembali kelaptopku, kalau aku download film
biasanya aku buka youtube.com kemudian didownload pakai idm, aku juga download
film pakai utorrent, software ini bagus menurutku, karena bisa melanjutkan
otomatis download yang belum selesai tanpa mengulang kembali dari awal.
Tapi kelemahan dari software ini kurang
update, makanya aku coba cara lain, akhirnya berkat browsing kesana-kesini,
akhirnya seorang teman menyarankanku untuk downloa diganool.com, disitu kamu
bisa download film terbaru.
Aku buka situsnya, tapi kemudian ada
masalah, karena aku masih belum tau bagaimana cara download disitus ini,
akhirnya aku browsing diyoutube.com dan akhirnya aku tau bagaimana caranya
download diganoo.com, cukup mudah dan prosesnya cepat, pertama aku harus punya
software untuk mengextract semua file yang telah didownload. Nama filenya
7-zip, setelah link download muncul, buka satu satu link downloadnya melalui
situs adf.ly, setelah semuanya terdownload baru disatukan dalam satu file kemudian
extract ke 7-zip, setelah itu baru bisa ditonton, selamat mencoba,
sekian..................
Kekecewaan Bersama
“dreret....dreret.........dreret...........dreret.....”
Nada
sms masuk handphoneku,” dre...ayo latihan drama, jam 07, ditempat biasa!”bunyi
pesan disms itu, aku bangun dari tempat tidur, melihat cahaya dicelah jendela,
agak sakit punggung leherku, aku coba bangun tapi masih kerasa sakit dipundak
sebelah kanan, hem... sudah jam berapa sekaran? Aku belum solat shubuh,
Kulihat
jam dihandphoneku, wah....kesiang lagy, kenapa kalau dikota ga’ bisa membedakan
waktu sudah siang apa malam, apalagi disini, malang, yang dikelilingi
gunung-gunung tinggi, jadi cahaya matahari sulit menembus bangunan tinggi yang
juga menjadi terhambatnya sinar matahari.
Aku
mau mengambil koran dinenek penjaga warung, mungkin sudah datang,
Pagi
nek, korannya sudah ada? Tanyaku menghentikan nenek yang sedang memasak,
oh...ea itu ada diatas lemari, jawab nenek memberitahuku kemudian kembali sibuk
memasak, terima kasih nek, pulang kekosan.
Hari-hari
ini berita selalu memberitakan situasi ibu kota jakarta, banjir kiriman dari
jawa barat dan depok berdampak semakin meningginya volume air, hingga diatas
lutut orang dewasa, berita hari-hari ini juga sering mengisukan tentang
perpilitikan diindonesi, pilpres, dan cagub jatim akan diadakan ditahun ini,
semua berita memberitakan geliat masing-masing ormas yang mulai berorasi, baik
dilingkungan perlemen, organisasi masyarakat sampai dikalangan pelaku partai,
semua berita hari-hari ini berisi kejadian itu, dan semakin hari semakin asyik
aku membaca, karena selalu ada yang baru disitu, tentu karena ada yang baru
dikoran maka ada nilai lebih untuk dijual.
Tapi
aku ingin bercerita latihanku dengan teman-teman, sebenarnya drama kami sudah
gagal hari kemaren, ujian drama yang dilaksanakan hari jum’at, batal karena
tidak ada yang siap, karena itu kami meminta waktu kedosen pengajar agar
memberi waktu lagi untuk mempersiapkan diri, meski awalnya agak kecut, tapi
akhirnya berhasil.
Jam
delapan kami berkumpul membahas penampilan drama nanti sore, memang mepet
waktunya, karena hari-hari ini curah hujan sering melanda, jadi kemaren-kemaren
yang diprediksi untuk latihan, gagal karena memang hujan.
Disini
semua teman sudah kumpul, tinggal satu temanku yang pulang kampung, memang
temanku yang satu ini setiap hari sabtu setelah pelajaran selesai dia pulang
kampung keblitar, karena hari minggu dan senin adalah hari libur.
Bagaimana
apa latihannya sudah bisa dimulai? Tanyaku membuka kekakuan.
Yupz...jawab
teman-teman serentak.
Ok....karena
setiap orang sudah tau perannya jadi sekarang kita tinggal membagi scennya
kapan masuk kapan keluarnya, kemudian nanti jam 01:00 kumpul lagi kita gladi
kotor, membahas kostum dan musik pengiring, ok......? jelasku keteman-teman
disitu. Kemudian pagi itu kami sibuk berdiskusi
dan saling bertanya dengan bahasa inggris, karena drama yang akan
ditampilkan merupakan ujian lanjut dari materi drama bahasa inggris.
Waktu
dhuhur kami semua pulang, untuk sholat dan mandi kemudian berkumpul lagi.
Jam
01:00 semua teman berkumpul lagi, kulihat raut wajah teman-temanku lesu, kelihatan
mereka capek, aku yakin mereka berpikir sama denganku, dari kemaren yang mereka
pikirkan pasti drama ini, karena kita merasa bersalah kedosen pembina, karena tidak mempersiapkan diri. Kami sungguh
merasa bersalah apalagi dia adalah walikelas kami yang ditangannyalah kami bisa
lulus atau sebaliknya.
Semua
lagu sudah rampung, kostum yang dibutuhkan sudah cukup untuk menyampaikan
setiap tokoh dalam drama, judul drama kita snowwhite dan seven dwarvest atau
putri salju dan tujuh kurcaci, agak sulit mendapatkan kostum untuk setiap
karakter ini, tapi semuanya bisa teratasi.
Setelah
selesai gladi kotor akan diadakan gladi resih, tempatnya dikampus agar bisa
langsung tampil.
Sidety
bagaimana, apa dia ikut? Tanya salah satu temanku.
Oh...
dia bilang sudah ada dijalan jam 03:00 insyaallah sudah datang dan katanya mau
langsung kekampus. Baik kalau begitu mari berangkat kekampus. Ajakku berangkat
kekampus.
Dikampus
kami lesu, semua orang terlihat santai sambil terus menghafalkan teksnya,
ada yang gurau-gurau, siachi yang biasa
diam, dia bawa laptopnya dan berinternet. Aku sendiri masih nyeting musik buat
pengiring.
Selang
beberapa menit sidety datang, dia terlihat terengah-engah, wajahnya berkeringat
dan dadanya berdegub kencang, matanya kemudian menatap kami.
Eh
re’ bagaimana, aku tetapkan masih ikut dramanya? Tanya dia terbata-bata.
Tentu,
tapi apa kamu sudah menyiapkan kostumnya? Jawab achi.
Wah,,,,aku
tidak tau, kok ga’ ada yang ngasih tau? Garuk-garuk kepala. Salah sendiri
kenapa pulang, lagian semua teman disini g’ ada yang nyuruh, semuanya kesadaran
masing-masing, seharusnya kamu mempersiapkan diri sendiri apalagi tidak ikut
latihan.
Kemudian
ruangan tegang, sitedy memang orangnya rada egois, semua teman tahu kalau
sidety itu ga’ mau disalahkan, ga’ mau diajak bekerja sama, sok pinter dan
lainnya.
Sudah
sejam tapi dosen belum datang, semua teman terlihat lelah, Cuma beberapa saja
yang masih semangat menghafalkan teks.
Dep....ketua
kelas, panggil dosennya sana diruang dosen, sudah lama kita nunggu disini. Masak
kita Cuma mau bengong begini, pinta salah satu temanku.
Oyie...jawabnya,
tunggu disini jangan pulang dulu sebelum ada kabar dari aku.
Kami
kemudian menghafalkan kembali teks dramanya, ada yang masih sibuk berselancar
diinternet, siachi sudah berhenti berinternet,
sekarang dia tidur dibangku. Semua teman tidur dibangku, aku merasa kasihan
melihat mereka tidur disini.
Lima
menit kemudian siudep datang dan mengabarkan kalau dosen bahasa inggris tidak
bisa masuk karena sakit, jadi kita pulang dan tidur, katanya menutup dan pulang
kekosan.
Ah..lengkap
sudah penderitaan kita kawan-kawan, jawab achi membalas siudip.
Mungkin
dosen kita masih mangkel kepada kita, jadi dia ga’ masuk dan beralasan sakit,
kata dety,
Apapun
itu ayo pulang...kataku menutup keluhan teman-temanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar